Bersama kita gerus waktu yang semu
Hingga tak terasa 4 minggu tlah berlalu
Kerikil kecil sampai serpihan gunung terus memburu
Namun kita lewati dengan haru
Senin itu
Kau duduk dengan tersipu
Menemuiku yang sedikit ragu
Namun tetap maju
Hempasan demi hempasan kata terus tercipta
Engkau dengan setia memasang telinga
Namun seakan ingin mengusap air mata
Mencoba menerka apa yang ingin ku kata
Secara tiba-tiba
Kata itu keluar dengan sempurna
" ... Maukah kau menjadi belahan jiwa ... "
" ... Dan berjanji akan selalu ada ... "
Aku ingat sekali ekspresimu waktu itu
Ya,ekspresi wajah yang meragu
Meragu,apakah benar ini untukmu?
Meragu,apakah mungkin engkau milikku
Namun,sesaat kemudian engkau terkesiap
Secara sigap engkau jawab pertanda siap
" ... Ya,engkau pasti sudah tahu jawabanku ... "
" ... Ya,aku mau menjadi seperti itu ... "
Seketika,berbunga hati sejadinya
Namun kusembunyikan demi para sipil yang memirsa
Kuberikan senyum terindah,tanpa memaksa
Untuknya,hanya dia
Kini,4 minggu saksi hubungan yang terjalin
Bahagia,senang,sedih,gembira tlah terasa
Tertawa bersama,menangis bersama
Bersandar dan tersenyum bahagia
Dan ingatlah,ini kutakan hanya padamu
Sungguh ini berasal dari lubuk hati yang paling jauh
Aku mencintaimu
Aku mencintaimu karena Allah,bukan karena nafsu
No comments:
Post a Comment